Ada beberapa kerugian yang dialami oleh umat Muslim di bulan Romadhon dan mungkin saja kerugian itu juga kita alami.
1. Tidak berpuasa dan tidak beribadah dengan maksimal
Perintah
puasa di bulan Romadhon bagi setiap orang yang mengaku beriman sudah
sangat jelas tertuang di surat Al Baqoroh ayat 183. Namun kenyataannya,
banyak diantara kita yang mengaku beriman, sehat dan tidak sedang
berhalangan, namun tidak menjalankan ibadah puasa. Padahal jika kita
menilik pada RUKUN ISLAM, maka seseorang belum bisa dikatakan beragama
Islam jika belum bersyahadat, menegakkan sholat dan mengerjakan puasa.
Sementara zakat dan ibadah haji hanya diwajibkan kepada yang mampu saja.
Selain
itu, ada juga diantara kita dan mungkin termasuk kita yang berpuasa,
namun tidak melakukan amal ibadah lainnya dengan maksimal. Puasa hanya
sekedar puasa saja. Padahal bulan Romadhon itu menyimpan potensi pahala
yang tidak terbatas. Ibadah sunah pahalanya dihitung seperti ibadah
wajib, dan ibadah wajib pahalanya dilipatgandakan sampai tak terhingga.
2. Puasa hanya mendapatkan lapar dan dahaga
Disatu
sisi bulan Romadhon menawarkan pahala yang tak terhingga, disisi lain,
banyak diantara kita yang berpuasa namun tidak mendapatkan apa-apa
kecuali rasa lapar dan dahaga.
“Betapa
banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya
tersebut, kecuali rasa lapar dan dahaga.” (HR. Ath Thobrani)
Beberapa
perkara yang menyebabkan hilangnya pahala puasa, antara lain: berdusta
atau bohong, ghibah dan fitnah, mengadu domba, sumpah palsu, dan melihat
aurat lawan jenis dengan syahwat.
Orang-orang tersebut puasanya tetap sah, namun tidak mendapatkan pahala atas puasanya.
3. Tidak mengikuti tarawih hingga selesai
Kadang-kadang
kita melihat ada orang yang meninggalkan shalat tarawih sebelum shalat
witir. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjanjikan satu keutamaan
bagi orang yang megikuti tarawih sampai selesai. Nabi bersabda:
“Orang
yang shalat tarawih mengikuti imam sampai selesai, ditulis baginya
pahala shalat semalam suntuk.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)
Untuk itu marilah kita usahakan senantiasa mengikuti sholat tarawih berjamaah hingga selesai sholat witir.
4. Tidak menjaga sholat
Sholat
adalah ibadah terpenting bagi seorang muslim karena sholat adalah tiang
agama. Selain itu, sholat adalah amalan yang pertama kali dihisab oleh
Allah di hari kiamat kelak.
“Sesungguhnya
pertama kali yang dihisab dari segenap amalan seorang hamba di hari
kiamat kelak adalah shalatnya. Bila shalatnya baik maka beruntunglah ia
dan bilamana shalatnya rusak, sungguh kerugian menimpanya.” (HR
Tirmidzi).
Selain
itu, kepada para laki-laki hendaknya senantiasa mengerjakan sholat 5
waktu di masjid. Karena bagi orang yang malas sholat di masjid, oleh
Nabi dikategorikan kepada golongan orang munafik.
5. Tidak membiasakan membaca Al Qur’an
Membaca Al Qur’an adalah amalan yang sangat dianjurkan baik di bulan Romadhon maupun bulan lainnya.
Didalam
HR. Tirmidzi, Nabi bersabda: “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari
Al Qur’an, maka baginya satu kebaikan dan satu kebaikan itu
dilipatgandakan dengan sepuluh (pahala). Aku tidak mengatakan Alif Laam
Mim adalah satu huruf, akan tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf dan
Mim satu huruf”.
Begitu
besar pahala membaca Al Qur’an, belum lagi jika dikerjakan di bulan
Romadhon, dimana setiap amal kebaikan akan dilipatgandakan sampai tak
terhingga.
6. Lebih buruk dari tahun lalu
Jika
puasa Romadhon tahun ini lebih buruk dari tahun lalu, maka sesungguhnya
kita adalah orang yang mengalami kerugian. Karena orang yang beruntung
adalah orang yang hari ini lebih baik daripada hari kemarin. Untuk itu
marilah kita nilai diri kita masing-masing, apakah kualitas ibadah kita
tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya, atau justru malah menurun
atau semakin buruk.
Jamaah
yang insya Allah dirahmati Allah, bulan Romadhon sebentar lagi akan
memasuki hari-hari terakhir. Untuk itu, marilah kita gunakan waktu di
penghujung Romadhon ini dengan sebaik-baiknya. Karena belum tentu tahun
depan kita akan menjumpai lagi bulan mulia ini.
0 komentar